Wartakontras.com – Polemik Pemilu terbuka atau tertutup menjadi Ottoman karena dinilai syarat dengan kepentingan partai politik bukan kepentingan rakyat.
Demikian disampaikan Pakar Komunikasi Politik (komunikolog) dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Dr Emrus Sihombing.
Emrus menegaskan polemik terkait wacana sistem Pemilu proporsional tertutup dan terbuka yang digulirkan oleh partai politik saat ini sama sekali tidak produktif. Karena itu, kata Emrus, wacana tersebut sebaiknya dihentikan karena hanya akan memanipulasi persepsi publik.
Menurut Emrus, baik parpol yang mendorong sistem Pemilu proporsional tertutup maupun parpol yang mempertahankan proporsional terbuka.
“Keduanya sama-sama memiliki kepentingan untuk parpol bersangkutan bukan untuk kepentingan rakyat, ” tandas Emrus.
Ia menilai, persoalan kepemiluan negeri ini bukan pada sistem proporsional terbuka atau proporsional tertutup, tetapi pada persoalannya, apakah proses politik di internal partai politik.
“Apakah mampu “menawarkan/melahirkan” kandidat colon legislatif yang berintegritas kukuh, berkapabilitas tangguh, sama sekali tidak melakukan politik uang, pro rakyat, dan tidak memperkaya diri serta kroninya ketika si kandidat terpilih menjadi anggota DPR RI atau DPRD tingkat provinsi, kabupaten atau kota, ” pungkas Emrus.
Discussion about this post