• Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Wartakontras.com
  • Home
  • Berita Utama
  • Daerah
  • Parlemen
  • Kriminal
  • Nasional
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Utama
  • Daerah
  • Parlemen
  • Kriminal
  • Nasional
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
No Result
View All Result
Wartakontras.com
No Result
View All Result

Warga Binaan Lapas Bengkalis Produksi Kain Tenun Lejo Hampir Punah Dimakan Zaman

14 Juli 2022
Warga Binaan Lapas Bengkalis Produksi Kain Tenun Lejo Hampir Punah Dimakan Zaman
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Wartakontras.com, Bengkalis – Kain tenun Lejo merupakan aksesoris yang digunakan sebagai sarung pelengkap baju kurung bagi laki-laki dan perempuan. Tenun Lejo biasanya dipakai dalam berbagai upacara seremonial budaya Melayu seperti pernikahan, sunatan, penyambutan tamu, dan acara pementasan seni.

Tenunan khas Bengkalis ini sudah dikenal ke berbagai daerah, baik dari Provinsi Riau bahkan sampai negeri tetangga, Malaysia dan Singapura. Wisatawan yang datang ke Negeri Junjungan biasanya memesan Tenun Lejo sebagai oleh-oleh khas Bengkalis.

Berita Lainnya

Polres Kampar Diharap Segera Tangkap Pelaku Pengancaman Pembunuhan Terhadap Wartawan Opsinews.com

Viral, Menimbun Jalan Pakai Duit Pribadi Untuk Kepentingan Rakyat, Bukan Pakai Duit Rakyat Untuk Kepentingan Pribadi

Beking Masalah Rumah Sakit RSIA Andini Pekanbaru, Oknum TNI Diberi Jabatan Asisten Direktur

”Amboi moleknye tenunan lejo, warisan budaya zaman berzaman” begitu bunyi sepenggal syair bersejarah ini.

Namun saat ini semakin langka ditemui pengrajin Tenun Lejo. Dikarenakan hanya sedikit pengrajin setempat yang mampu dan memiliki bakat serta rendahnya minat generasi muda untuk belajar.

Khawatir Tenun Lejo menjadi langka, adalah SBA (35) warga binaan Lapas Kelas IIA Bengkalis ini mengajak rekan-rekannya sesama WBP untuk belajar menenun.

Sebelum menjadi narapidana, dia merupakan pengrajin Tenun Lejo dan menggantungkan hidup dari hasil menjual kain tenun tersebut. Potensi pasar yang sangat menggiurkan serta niat untuk menjaga kelestarian budaya, membuatnya rela berbagi ilmu dengan pemuda lainnya di Lapas Bengkalis. “Tenun Lejo ini biasa berukuran 2 x 1,5 meter. Motif yang kami buat yang banyak digemari. Mulai dari pucuk rebung, sentorak, siku awan, dan siku keluang,” kata pria yang akan bebas awal tahun depan.

“Awalnya kami bekerja sama Usaha Tenun Putri Emas yang sudah sangat terkenal di Bengkalis ini untuk melatih keterampilan WBP. Ada 25 peserta yang ikut serta, namun karena keterbatasan sarana dan prasarana, kini tinggal 5 orang saja yang bisa berkarya di bengkel kerja Lapas Bengkalis,” terang Kepala Lapas Bengkalis, Edi Mulyono pada Rabu (13/7/2022).

“Kelima WBP tersebut setiap minggu bisa menghasilkan 5 helai kain Tenun Lejo. Mereka diajari dan dibimbing petugas lapas serta SBA, sebagai WBP yang berpengalaman dalam Tenun Lejo.

“Karena produksi masih terbatas, pemasaran kain tenun ini masih di sekitaran lapas saja. Banyak pejabat yang berkunjung ke lapas ikut membeli, ada juga dari Dekranasda, kawan-kawan Kejaksaan dan keluarga WBP. Baru-baru ini Dharma Wanita Lapas Bengkalis memesan untuk seluruh anggotanya. Kewalahan juga kami. Laris manis,” cerita Kalapas yang suka tersenyum ini.

” Tenun Lejo hasil karya WBP ini dijual seharga Rp500 ribu per helai dengan modal hanya Rp150 ribu saja. Modalnya dari koperasi pegawai, sedangkan keuntungan dibagi juga ke WBP dan sisanya disetorkan ke negara melalui PNBP.

Rasa bangga luar biasa juga dirasakan Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, Mhd. Jahari Sitepu yang beberapa waktu lalu berkunjung ke Lapas Bengkalis. “Saya tak menyangka, karya seni seindah ini ternyata buatan warga binaan. Bangganya lagi, di zaman modern begini, masih ada ya anak muda yang mau melestarikan warisan budaya.

” Apalagi di tempat terbatas seperti ini. Empat jempol untuk WBP Lapas Bengkalis!,” pujinya. Jahari berharap pemerintah daerah setempat menaruh perhatian lebih dan membantu warga binaan, baik dari segi modal dan pemasaran. Agar semakin banyak WBP yang terlibat dan ahli dalam membuat Tenun Lejo. Selain meningkatkan perekonomian masyarakat Bengkalis, juga untuk menjaga warisan budaya dan kearifan lokal.***(wan).

Post Views: 86
ShareTweetSend
Previous Post

Buron 10 Bulan, Tersangka Pencabulan Ditangkap Polres Pandeglang

Next Post

Pimpin Serah Terima Jabatan, Kapolda Riau Irjen Moh Iqbal Tekankan Jaga Marwah Kepolisian

Discussion about this post

  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
www.wartakontras.com

© 2020 PT MEDIA INVESTAMA DIGITAL

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Utama
  • Daerah
  • Parlemen
  • Kriminal
  • Nasional
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik

© 2020 PT MEDIA INVESTAMA DIGITAL