Wartakontras.com, Pekanbaru – Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru Edward Riansyah Bungkam ketika ditanya anggaran belanja fantastis Pemko Pekanbaru tahun anggaran 2022 lalu. Tak tanggung-tanggung, Dinas PUPR Pekanbaru menganggarkan anggaran senilai Rp2.000.000.000 (dua miliar rupiah) untuk meubelair Polsek Payung Tahun anggaran 2022 lalu.
Apalagi, Temuan anggaran fantastis tersebut di tengah Pemko Pekanbaru sedang menjadi sorotan, banyaknya jalan rusak dan berlubang yang menjadi kewenangan Pemko Pekanbaru dan Mardiansyah Kadis Perkim Pekanbaru yang merupakan adik kandung Muflihun Penjabat (PJ) Walikota Pekanbaru terjaring Operasi Tangkap Tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK).
Mardiansyah dilantik menjadi Kadis Perkim Pekanbaru Februari 2023 lalu merupakan Mantan Kadis PUPR Kabupaten Kepulauan Meranti terjaring OTT KPK terkait kasus OTT Bupati Kepulauan Meranti M Adil yang terlibat tiga kasus sekaligus, yakni kasus suap dan korupsi.
Ketua Non Governance Organization LSM-BIDIK RI (Badan Investigasi Demokrasi Informasi Keadilan Republik Indonesia) Samsung Satrio Tanjung menegaskan, LSM BIDIK RI menyoroti dan mempertanyakan anggaran belanja fantastis Pemko Pekanbaru, salah satunya anggaran Rp2.000.000.000 uang rakyat untuk belanja meubelair dari alokasi APBD Pemko Pekanbaru tahun 2022 kemarin, hanya untuk belanja mobiler Polsek Payung Sekaki. Padahal, kondisi jalan di Pekanbaru yang menjadi kewenangan Pemko Pekanbaru banyak yang rusak dan berlubang di Kota Pekanbaru.
“Kondisi jalan banyak rusak dan berlubang ini banyak dikeluhkan masyarakat serta sudah banyak masyarakat yang celaka akibat jalan rusak dan berlubang tersebut di Kota Pekanbaru. Kami sudah pertanyakan ini kepada Kadis PUPR Pekanbaru Edward Riansyah, namun bungkam dan Sekdako Pekanbaru Indra Pomi Nasution Kadis PUPR sebelumnya menyatakan itu kewenangan Kadis PUPR Edward Riansyah, ” ungkap Samsuir kepada Wartakontras.com, Rabu (12/4/2023).
Dilanjutkannya, Anggaran fantastis Pemko Pekanbaru senilai Rp 2 miliar tersebut ditemukan di tengah hebohnya dengan penangkapan Bupati Kepulauan Merantai Muhammad Adil, oleh KPK terkait dugaan suap pemenangan travel umroh, suap WTP, dan Pemotongan uang persediaan (UP) dan uang ganti (UG) masing seluruh OPD di Kab. Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Apalagi, adik kandung Penjabat (PJ) Walikota Pekanbaru yang bernama Mardiansyah.
Mardiansyah menjabat Kadis Perkim Pekanbaru dilantik Februari 2023 lalu yang sebelumnya menjabat Kadis PUPR PKabupaten Kepulauan Meranti ikut terjaring Operasi Tangkap Tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK). Bahkan KPK RI sudah mendalami keterlibatan Adik Kandung PJ Walikota Pekanbaru dengan menggeledah Kantor Dinas PUPR Kabupaten Kepulauan Meranti.
Senada disampaikan Direktur Investigasi LSM-BIDIK RI (Badan Investigasi Demokrasi Informasi Keadilan Republik Indonesia) Fajriansyah Putra, SH mengatakan, kami memiliki data permulaan berupa daftar belanja terkait temuan investigasi pada Dinas PUPR Kota Pekanbaru.
Ia sangat menyesalkan program yang tidak urgen bagi masyarakat bahwa sangat ironis sekali Dinas PUPR Pekanbaru.
“Kenapa mereka sampai menganggarkan Rp2.000.000.000 uang rakyat untuk belanja meubelair dari alokasi APBD Pemko Pekanbaru tahun 2022 kemarin, hanya untuk belanja mobiler Polsek Payung Sekaki. Padahal, kondisi jalanan di Pekanbaru banyak yang rusak dan berlubang dikeluhkan masyarakat, ” ujar Fajriansyah mempertanyakan.
Dilanjutkannya, kondisi infrastruktur jalan di setiap sudut di Kota Pekanbaru sangat memperihatinkan, dimana di setiap sudut kota Pekanbaru lobang berserakan, sudah seperti kubangan kerbau, belum ada maksimal perbaikan.
“Sebab desakan dari kalangan publik yang dibutuhkan dari pemko Pekanbaru untuk memperbaiki jalan untuk kepentingan masyarakat umum bukan mobiler untuk Polsek Tenayan Raya yang bukan tanggung jawab Pemko Pekanbaru. Apa sih yang ada dalam benak pejabat kita yang tidak urgensi di utama, ” ujar nya kembali mempertanyakan.
Bahkan, Kata Fajriansyah, Jika memperhatikan UU Ri No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi seorang pejabat negara dan penyelenggara negara tidak boleh menyalagunakan kewenangannya yang ada padanya secara melekat, hal yang terlalu berlebihan kalau kita lihat kadis PUPR Pekanbaru sampai menganggarkan milyaran rupiah uang rakyat hanya belanja meubiler.
“Sementara Polri punya anggaran dari Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) APBN untuk setiap polri alokasinya ada, kenapa sampai segitunya dinas PUPR Pekanbaru menganggarkan belanja meubiler sedangkan dinas tersebut hanya membidangi kontruksi dan jalan kenapa tidak bidangnya di prioritaskan, ada apa dengan program ini ?, ” tuturnya.
Lebih lanjut, Fajriansyah Putra SH menyatakan, pihaknya akan segera kumpulkan bahan keterangan (Pulbaket) untuk laporan ke KPK ada berapa item belanja Pengadaan Meubiler di Polsek Payung Sekaki Rp. 2.000.000.000.00 pengadaan meubiler Polsek tenayan raya Rp. 200.000.000. pengadaan kulkas dan sound sistem Denpom Rp.200.000.000. atas bukti permulaan yang kami miliki berupa APBD, DPA, Dokumentasi pengadaan barang serta dokumen penawaran rekanan tegasnya.
Sementara itu, Kadis PUPR Pekanbaru, Edward Riansyah memilih bungkam sampai ketika dikonfirmasi melalui telepon dan konfirmasi tertulis melalui aplikasi WhatsApp tidak ada jawaban sampai beberapa hari kemudian berita ini dipublikasikan. Padahal, teleponnya aktif dan berdering ketika dihubungi, namun tidak pernah ada jawaban ketika dikonfirmasi persoalan anggaran kegiatan di Dinas PUPR Pekanbaru.
Sama seperti sebelum-sebelumnya, Kadis PUPR Pekanbaru Edward Riansyah ini tidak tidak pernah menjawab konfirmasi wartawan, seperti sebelumnya Jembatan ke Perkantoran Walikota Pekanbaru di Tenayan Raya yang Mangkrak yang menghabis anggaran belasan miliar rupiah. Namun, Jembatan yang dibangun kontraktor CV Markkutuk Dongan yang sumber dananya dari masyarakat tersebut mangkrak tidak dapat dimanfaatkan masyarakat. Kadis PUPR Pekanbaru Edward Riansyah malah memilih selalu bungkam ketika ditanya penggunaan uang negara yang bersumber dari masyarakat tersebut. ***(red).
Discussion about this post